Minggu, 28 Juli 2013

Perbedaan dan Cinta Kita

Aku masih duduk manis diatas vespa kesayanganmu sambil membaca buku-buku rohani yang kamu rekomendasikan kepadaku. Mata ku terpaku, otakku bergerak cepat dan sangat ber antusias melahap setiap padanan kata. Aku rasa , aku begitu tertarik dengan buku yang menjadi pedoman hidupmu itu. Ntah sejak kapan, mungkin sejak kamu memasuki hidupku dan aku memasuki hidupmu. Kamu menjadi nasrani ku yang tahu banyak tentang agama ku, sama juga seperti aku terhadapmu.

Beberapa menit kemudian kamu keluar bersama seorang lelaki tua yang mengenakan baju warna putih. Aku tahu dan sangat mengenal pastur mu walaupun untuk menyapanya pun aku sungkan. Mungkin dia juga begitu , sangat mengenalku yang selalu menemanimu berdoa dan melipat tangan kepada Tuhan-mu. Begitu banyak hal yang kalian perbincangan kan hingga sesampainya diluar gereja pun kalian masih saling berbicara. Aku mengangguk kepadanya dengan senyum sumringah. Dia membalasnya lalu pergi berlalu dan menghilang. Kamu menghampiriku sambil tertawa kecil, lalu berbisik "aku cinta kamu, terima kasih atas kesetiaanmu menemaniku". Pipiku memerah, lalu kamu usap kepala ku dengan tanganmu yang lembut.

Tanganmu memakaikan ku helm yang senantiasa kamu pakai untuk menembus cakrawala Jakarta. Lalu kamu menghidupkan vespa yang menjadi alat transportasi kita untuk berbagi cerita. Tanganku ku eratkan dipinggang mu , tapi perlahan kamu lepaskan, lalu bertanya "kamu sedang puasa kan ?" dan aku tersenyum sambil melepaskan peganganku. Kamu mulai bercerita dengan kegiatan mu tadi digereja. Kamu bilang, kamu sudah menyampaikan beberapa proposal kepada Tuhan dan berharap semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik bagi kita. Lalu dengan keingintahuan ku, aku bertanya "doa apakah itu ?". Dan kamu menjawab dengan lembut "didalam doa ku ada namamu". Aku tertegun, bagiku itu kata-kata paling luar biasa yang keluar dari mulutmu sejak pertama kita bertemu.

Vespa mu melewati jalan raya yang berdebu dan berhenti disebuah taman yang sangat familiar. Kamu membuka helm dan kembali membelai rambutku. Kita duduk dan mengobrol banyak disitu. Aku bercerita tentang ketertarikan ku dengan buku-buku rohani mu. Kamu tersenyum, lalu melanjutkan cerita mu yang juga suka dengan buku-buku islami ku. Yaaaaaah perbincangan kita berlalu dengan cepat sampai akhirnya seorang wanita paruh baya menghampiri kita. "Kamu dengan siapa kesini ?". Kamu terdiam, mungkin kamu sedang menormalkan diri dari keterkejutan tadi. "Ha ehmmm ini ma , sama dia. perkenalkan namanya Risa". Wanita itu melihatku dengan seksama, lalu matanya menatap tajam leherku. Aku tahu dan aku sadar bahwa dia sedang melihat icon ALLAH yang berlambang. Dia hanya mengangguk lalu pergi dan berlalu.

Kamu menghidupkan Vespa mu untuk mengantarkan ku pulang. Kamu tersenyum tapi tak banyak bicara karena aku tahu kamu sedang memikirkan sesuatu. Ku mengelus punggungmu lalu berbisik ,"kamu kenapa ? ayo cerita”.  Dan kamu mengelus kembali tanganku dan berkata "aku baik-baik saja". Sesampainya dirumah, kamu membuka helm ku dan memeluk erat tubuhku. Hangat. Lalu ku katakan "jangan, aku sedang puasa". Kamu tertawa kecil. Lalu hilang dan pergi begitu saja.

Setelah kejadian itu tak ku temui kabarmu. Tapi sesungguhnya aku tahu jawaban dari setiap diam mu yaitu agama. Mengapa perbedaan memisahkan cinta?  Padahal tidak ada yang salah selama kita saling menghormati dan menghargai. Tapi aku paham, kamu tidak mampu melukai hati ibumu demi cinta kita ..

                                                                           Untuk Nasrani ku , aku cinta kamu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar