Polusi dan lampu jalan masih terasa hidup di kota yang tidak pernah tidur ini. Gue yang masih setia menggendong tas dengan isi buku-buku tebal serta lembaran soal mulai dihantui rasa kantuk yang luar biasa. Benar saja, temen gue 'Anin'lah yang dengan kerendahanhatinya menuntun gue sampai kos. Padahal jujur aja gue lebih suka kalo dia gendong gue atau membiayai gue naik bajaj. Huh sunggung mimpi yang sangat indah. Tapi nyatanya gue masih melangkahkan kaki beribu kali selama 15menit dengan bau kendaraan bermotor, debu, bau keringat plus bau ketek gue. et et et, gue lupa memberitahukan bahwa gue baru balik dari nge-Bimbel. Pada tau ga artinya? Pasti pada ga tau, secara yang baca ini tinggal didusun semua. Itu tuh kepanjangannya Bimbingan Belo'on. Stttt jangan ketawa
Anin, kita sebut saja dia 'Emak Tiri'. Karena eh karena kambing ga bisa betelor. Sorry, gue mulai ngawur akibat udah lama ga nulis. Tapi tenang, gue bukan cuti melahirkan. Gue hanya sedang betapa di gua Hantu bareng si buta. Kembali ke topik, karena si Anin ini bawel plus nyeremin. Dia sering gue susahin untuk nyikatin kloset abis gue eek. 'Gila bau eek lo bau abis, men. Makan apa sih lo? Kecoa?' terus gue jawab santai ' Bukan, men. Gue makan pete, jengkol sama bunga kuburan' Anin muntah-muntah 3 hari. Gue digebukin 3 bulan.
Jam Dinding bergambarkan boneka kucing kurang ASI menunjukkan pukul 11:00, gue bareng ecy (temen sekamar) malam ini memilih untuk langsung masuk kamar dan menolak untuk gabung sama Anin and the gang. Tapi mata gue masih terang dan belum bisa dipejamkan. Jadi gue buka laptop yang mengganggur diatas meja belajar. Tiba-tiba gue kedengeran bunyi aneh dikamar sebelah. Gue tahu, tepat disebelah kamar gue itu adalah kamar om-om yang mukanya kayak homo. Ketika gue ingat om itu nawarin brownis dan gue makan habis-habis, gue langsung kejang-kejang. Gue sama Ecy saling berpandangan, bulu kuduk gue berdiri dan langsung hormat (apaan tuh?). Sedetik itu juga gue langsung matiin laptop dan mencoba tidur. Tapi makin dipaksa, suara itu makin besar. Aneh, gue ga bisa jelasin gimana. Ini kayak suara kucing yang dipaksa jantannya untuk diajak kawin.
Ecy yang mulai ketakutan ngajakin gue kekamar Anin and the gang.
'Suara om disebelah aneh banget, men' kata Ecy dengan ekspresi ketakutan.
'Doi ngapain emang?' Anin penasaran
'Mana gue tau, men. Lo jangan nyuruh gue ngintip deh.' Kata gue yang juga mulai takut
'Si mas udah tidur lagi, coba kita denger' Saran Yuli
Si mas itu penjaga kos ini. Orangnya pendiem dan rada o'on. Kalo lo mau dan kesepian sms aja MAS NO ke 9898
Jadi, gue, Ecy, Anin, Yuli dan Ica jalan pelan-pelan kekamar gue yang tepat sebelahan sama kamar om itu. Suara itu dateng lagi dan makin besar. Yuli syok, Anin syok, Emak gue syok, jam kucing juga syok. Kita semua bingung mau gimana. Tiba-tiba yuli duduk dilantai dengan pandangan kosong. perlahan dia jatuh dan gue makin bingung. Akhirnya kita berempat mengangkat yuli seberat tong keatas kasur. Dia pingsan. Akhirnya gue nyuruh Anin buat nelfon Daus dan kakak-kakak Bimbel lainnya. dan Yuli pun memberontak. Daus mulai bicara dengan makhluk yang ada di dalam badan Yuli.
'Siapa namamu?'
'Aku ga punya nama.'
'Kamu dari mana?'
'Aku dari dapur'
Oke good, dan seketika itu jantung gue langsung pengen copot.
Gue liat jam, tepat pukul 24:00 WIB, setelah setengah jam Daus dan kakak Bimbel ngurusin Yuli, akhirnya dia pun sadar. Huh, gue menghela nafas panjang.
Yuli maksa-maksa pindah kos malam itu juga. Bayangin, tengah malam, men. Ditengah keadaan yang menyeramkan itu. Anin yang membawa motor, Yuli ditengah dengan muka tegang, dan gue yang paling belakang. Gue ngebayangin kalo tiba-tiba makhluk itu datang lagi di tengah-tengah jalan dan memberontak. Gue tahu, gue bakal loncat, gelinding-gelinding dan masuk kedalam got.
Di daerah Jurang Mangu, gue masuk ke kos Daus dan temen-temen Bimbel yang lain. Mereka semua bantuin gue sama temen-temen ngangkut rumah. Eh salah, tapi ngangkut barang. Permata, berlian, hasil curian gue dari om homo kemarin. Ternyata dikos itu gue menemukan cinta, tunggu tulisan selanjutnya :)
Anin, kita sebut saja dia 'Emak Tiri'. Karena eh karena kambing ga bisa betelor. Sorry, gue mulai ngawur akibat udah lama ga nulis. Tapi tenang, gue bukan cuti melahirkan. Gue hanya sedang betapa di gua Hantu bareng si buta. Kembali ke topik, karena si Anin ini bawel plus nyeremin. Dia sering gue susahin untuk nyikatin kloset abis gue eek. 'Gila bau eek lo bau abis, men. Makan apa sih lo? Kecoa?' terus gue jawab santai ' Bukan, men. Gue makan pete, jengkol sama bunga kuburan' Anin muntah-muntah 3 hari. Gue digebukin 3 bulan.
Jam Dinding bergambarkan boneka kucing kurang ASI menunjukkan pukul 11:00, gue bareng ecy (temen sekamar) malam ini memilih untuk langsung masuk kamar dan menolak untuk gabung sama Anin and the gang. Tapi mata gue masih terang dan belum bisa dipejamkan. Jadi gue buka laptop yang mengganggur diatas meja belajar. Tiba-tiba gue kedengeran bunyi aneh dikamar sebelah. Gue tahu, tepat disebelah kamar gue itu adalah kamar om-om yang mukanya kayak homo. Ketika gue ingat om itu nawarin brownis dan gue makan habis-habis, gue langsung kejang-kejang. Gue sama Ecy saling berpandangan, bulu kuduk gue berdiri dan langsung hormat (apaan tuh?). Sedetik itu juga gue langsung matiin laptop dan mencoba tidur. Tapi makin dipaksa, suara itu makin besar. Aneh, gue ga bisa jelasin gimana. Ini kayak suara kucing yang dipaksa jantannya untuk diajak kawin.
Ecy yang mulai ketakutan ngajakin gue kekamar Anin and the gang.
'Suara om disebelah aneh banget, men' kata Ecy dengan ekspresi ketakutan.
'Doi ngapain emang?' Anin penasaran
'Mana gue tau, men. Lo jangan nyuruh gue ngintip deh.' Kata gue yang juga mulai takut
'Si mas udah tidur lagi, coba kita denger' Saran Yuli
Si mas itu penjaga kos ini. Orangnya pendiem dan rada o'on. Kalo lo mau dan kesepian sms aja MAS NO ke 9898
Jadi, gue, Ecy, Anin, Yuli dan Ica jalan pelan-pelan kekamar gue yang tepat sebelahan sama kamar om itu. Suara itu dateng lagi dan makin besar. Yuli syok, Anin syok, Emak gue syok, jam kucing juga syok. Kita semua bingung mau gimana. Tiba-tiba yuli duduk dilantai dengan pandangan kosong. perlahan dia jatuh dan gue makin bingung. Akhirnya kita berempat mengangkat yuli seberat tong keatas kasur. Dia pingsan. Akhirnya gue nyuruh Anin buat nelfon Daus dan kakak-kakak Bimbel lainnya. dan Yuli pun memberontak. Daus mulai bicara dengan makhluk yang ada di dalam badan Yuli.
'Siapa namamu?'
'Aku ga punya nama.'
'Kamu dari mana?'
'Aku dari dapur'
Oke good, dan seketika itu jantung gue langsung pengen copot.
Gue liat jam, tepat pukul 24:00 WIB, setelah setengah jam Daus dan kakak Bimbel ngurusin Yuli, akhirnya dia pun sadar. Huh, gue menghela nafas panjang.
Yuli maksa-maksa pindah kos malam itu juga. Bayangin, tengah malam, men. Ditengah keadaan yang menyeramkan itu. Anin yang membawa motor, Yuli ditengah dengan muka tegang, dan gue yang paling belakang. Gue ngebayangin kalo tiba-tiba makhluk itu datang lagi di tengah-tengah jalan dan memberontak. Gue tahu, gue bakal loncat, gelinding-gelinding dan masuk kedalam got.
Di daerah Jurang Mangu, gue masuk ke kos Daus dan temen-temen Bimbel yang lain. Mereka semua bantuin gue sama temen-temen ngangkut rumah. Eh salah, tapi ngangkut barang. Permata, berlian, hasil curian gue dari om homo kemarin. Ternyata dikos itu gue menemukan cinta, tunggu tulisan selanjutnya :)
Tulis komentar anda dibawah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar