Ku melihat nya dari kejauhan , kadang kala mata kami beradu tapi dia malah membuang pandangan itu secepat kilat . ntah sejak kapan aku begitu menggilainya , mungkin sejak ku putuskan untuk mengakhiri hubungan kami yang hanya seumur jagung . ini keputusan terbaik atau malah keputusan bodoh ? memutuskan dia , sosok lelaki yang begitu sempurna dimata para wanita . gaya nya stylist , tinggi , anak pengusaha terkaya seJakarta Utara pula . semua mata pasti berharap-harap untuk bisa merasakan kasih sayang dan uang nya juga . tapi aku ? aku malah menyianyiakan nya begitu saja . aku begitu percaya dan mencintainya . tapi feeling ku begitu kuat mengatakan lelaki ini seorang playboy
Kekagetan ku bertambah saat ku mendengar bahwa sahabat ku berpacaran juga dengan laki-laki brengsek yang pernah ku pacari ini . sangat di luar logika , dengan rela aku memutuskan nya dan dengan sadarnya dia mencintai lelaki yang begitu ku cinta .
"Mia lo pacaran sama Bima ?"
"nggaa , emang kenapa , ris ?" jawab nya sedikit terbata-bata
"ga usah boong sama gue . semua orang disekolah ini juga tau . lo sahabat gue , tapi lo macarin mantan gue . gue ga marah kok lo pacaran sampe nikah juga sama dia , itu bukan urusan gue . tapi lo mau denger apa alasan gue mutusin dia ? lo mau denger kenapa gue milih buat ngerelain orang yang paling gue sayang ?"
"apa ?"
"Dia brengsek ! playboy ! mentang-mentang anak pengusaha kaya , bisa bilang cinta kesiapa aja . tapi terserah lo sih mau percaya atau ngga ."
ku balikkan badan dan berlalu begitu saja dari hadapan mia . ku begitu memahami , bukan aku yang mencoba menyelamat kan mia , tapi aku malah mencoba menyelamatkan perasaan cinta kepada orang yang jelas-jelas sudah ku buang percuma .
Setelah beberapa saat sejak perbincangan kami yang menurutku terlalu kejam untuk di katakan . dia sahabat ku . tapi bagaimana bisa aku merelakan cinta yang sudah tertanam dengan persahabatan yang sudah tercorehkan ? hubungan ku dengan Mia pun tidak semulus sebelum kejadian menggemparkan hati ku itu . saat tidak sengaja berpas-pasan di jalan pun , mulut ku ogah tersenyum apa lagi untuk menyapa nya . rasanya sebagian besar raga ku sudah dirasuki setan-setan yang selalu membuatnya terlampau egois . kepala ku seperti dipayungi awan hitam yang tebal .
"lo tau ga , ris . si Bima nembak Mia noh kemarin haha cocok banget ya ?" kata Fia , teman sekelas ku itu dengan gayanya yang centil
"hah , masa ?"
"iya , masa lo ga tau . Mia kan sahabat sehidup semati lo . kemaren pas kita kePantai sama-sama . wih so sweet banget . andai gue yang di tembak Bima , pasti gue ngangguk-ngangguk aja haha ."
"oh ."jawab ku singkat , rasa nya ogah mendengar berita yang menghangatkan telinga
"dih gitu , napa lo ? jelous ye ? huahaaha sory sory gue lupa lo mantan nya Bima . pantesan muka lo persis kaya singa .huahaa ." Fia malah tertawa terbahak-bahak melihat tampang ku yang udah sekusut baju
"ga lucu ."
"iya maaf , eh berarti sahabat lo ngembat mantan lo ya . ckck jahat banget . tapi woles , Mia nolak Bima kok ."
"hah , masa sih , truss trus ?" aku malah begitu antusias mendengar cerita Fia . masa iya Mia menolak Bima yang begitu sempurna ? apa alasan nya ? apa karena kata-kata ku kemarin pada nya ? beribu pertanyaan menghampiri dan berlari-lari di otak ku kini
"iya , gue ga mungkin boong sama lo . Bima langsung nangis pas di tolak , kesian banget , Riz . mungkin Bima udah terlanjur sayang , juga udah terlanjur berharap." seketika perasaan bersalah bergejolak dihati ku . ternyata Bima benar-benar mencintai Mia . aah sungguh egois nya aku ini jika menciptakan jurang terjal diantara mereka .
Sengaja ku bangun pagi-pagi dan pergi secepat kilat kesekolah . hari ini ku berniat meminta maaf kepada Mia karena kata-kata ku kemarin mungkin sudah menyakiti hatinya . sosok itu datang dengan wajah menunduk dan berjalan lurus melewatiku . ku menarik lengan agar bisa berdiri didepan dan mendengar semua permintaan maaf ku .
"Mia , gue minta maaf ya ." berulang kali ku ucapkan kata-kata itu dengan suara lirih dan penjelasan yang sepanjang jalan kenangan . tapi mia tetap diam dengan tatapan kosong yang mengarah kearah ku
"iya gue maafin ." Mia memelukku dan tangis nya meledak . bisa ku rasakan beban berat yang dia rasakan sendirian saja . beban yang harus dia pilih cinta atau persabatan ?
Ternyata melerakan orang yang kita sayang itu lebih baik daripada harus membunuh persahabatan . aku bahagia melihat pasangan itu bahagia dan sama-sama tertawa . mereka bagaikan nyawa terindah dalam hidup dan kehidupan ku . bersama mereka , dan dia yang bisa menerima ku apa adanya . dengan dia , yang bisa membuatku jatuh cinta untuk kedua kali nya :)
Kekagetan ku bertambah saat ku mendengar bahwa sahabat ku berpacaran juga dengan laki-laki brengsek yang pernah ku pacari ini . sangat di luar logika , dengan rela aku memutuskan nya dan dengan sadarnya dia mencintai lelaki yang begitu ku cinta .
"Mia lo pacaran sama Bima ?"
"nggaa , emang kenapa , ris ?" jawab nya sedikit terbata-bata
"ga usah boong sama gue . semua orang disekolah ini juga tau . lo sahabat gue , tapi lo macarin mantan gue . gue ga marah kok lo pacaran sampe nikah juga sama dia , itu bukan urusan gue . tapi lo mau denger apa alasan gue mutusin dia ? lo mau denger kenapa gue milih buat ngerelain orang yang paling gue sayang ?"
"apa ?"
"Dia brengsek ! playboy ! mentang-mentang anak pengusaha kaya , bisa bilang cinta kesiapa aja . tapi terserah lo sih mau percaya atau ngga ."
ku balikkan badan dan berlalu begitu saja dari hadapan mia . ku begitu memahami , bukan aku yang mencoba menyelamat kan mia , tapi aku malah mencoba menyelamatkan perasaan cinta kepada orang yang jelas-jelas sudah ku buang percuma .
Setelah beberapa saat sejak perbincangan kami yang menurutku terlalu kejam untuk di katakan . dia sahabat ku . tapi bagaimana bisa aku merelakan cinta yang sudah tertanam dengan persahabatan yang sudah tercorehkan ? hubungan ku dengan Mia pun tidak semulus sebelum kejadian menggemparkan hati ku itu . saat tidak sengaja berpas-pasan di jalan pun , mulut ku ogah tersenyum apa lagi untuk menyapa nya . rasanya sebagian besar raga ku sudah dirasuki setan-setan yang selalu membuatnya terlampau egois . kepala ku seperti dipayungi awan hitam yang tebal .
"lo tau ga , ris . si Bima nembak Mia noh kemarin haha cocok banget ya ?" kata Fia , teman sekelas ku itu dengan gayanya yang centil
"hah , masa ?"
"iya , masa lo ga tau . Mia kan sahabat sehidup semati lo . kemaren pas kita kePantai sama-sama . wih so sweet banget . andai gue yang di tembak Bima , pasti gue ngangguk-ngangguk aja haha ."
"oh ."jawab ku singkat , rasa nya ogah mendengar berita yang menghangatkan telinga
"dih gitu , napa lo ? jelous ye ? huahaaha sory sory gue lupa lo mantan nya Bima . pantesan muka lo persis kaya singa .huahaa ." Fia malah tertawa terbahak-bahak melihat tampang ku yang udah sekusut baju
"ga lucu ."
"iya maaf , eh berarti sahabat lo ngembat mantan lo ya . ckck jahat banget . tapi woles , Mia nolak Bima kok ."
"hah , masa sih , truss trus ?" aku malah begitu antusias mendengar cerita Fia . masa iya Mia menolak Bima yang begitu sempurna ? apa alasan nya ? apa karena kata-kata ku kemarin pada nya ? beribu pertanyaan menghampiri dan berlari-lari di otak ku kini
"iya , gue ga mungkin boong sama lo . Bima langsung nangis pas di tolak , kesian banget , Riz . mungkin Bima udah terlanjur sayang , juga udah terlanjur berharap." seketika perasaan bersalah bergejolak dihati ku . ternyata Bima benar-benar mencintai Mia . aah sungguh egois nya aku ini jika menciptakan jurang terjal diantara mereka .
Sengaja ku bangun pagi-pagi dan pergi secepat kilat kesekolah . hari ini ku berniat meminta maaf kepada Mia karena kata-kata ku kemarin mungkin sudah menyakiti hatinya . sosok itu datang dengan wajah menunduk dan berjalan lurus melewatiku . ku menarik lengan agar bisa berdiri didepan dan mendengar semua permintaan maaf ku .
"Mia , gue minta maaf ya ." berulang kali ku ucapkan kata-kata itu dengan suara lirih dan penjelasan yang sepanjang jalan kenangan . tapi mia tetap diam dengan tatapan kosong yang mengarah kearah ku
"iya gue maafin ." Mia memelukku dan tangis nya meledak . bisa ku rasakan beban berat yang dia rasakan sendirian saja . beban yang harus dia pilih cinta atau persabatan ?
Ternyata melerakan orang yang kita sayang itu lebih baik daripada harus membunuh persahabatan . aku bahagia melihat pasangan itu bahagia dan sama-sama tertawa . mereka bagaikan nyawa terindah dalam hidup dan kehidupan ku . bersama mereka , dan dia yang bisa menerima ku apa adanya . dengan dia , yang bisa membuatku jatuh cinta untuk kedua kali nya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar