Kamis, 21 Maret 2013

Hujan & Titipan



21/03/2013
Malam itu kala malam jumat dengan rentetan doa-doa dan alunan irama surat yasin . merdu dan syahdu aahh doa kami menjadi satu untuk mendapat nilai terbaik diUjian Nasional 15 April nanti . lantunan itu seperti kekuatan disaat kebosanan untuk terus belajar . Semoga Tuhan mengabulkan doa-doa yang tidak bosan-bosannya kami panjatkan .

Kala itu kegiatan yasinan digelarkan dirumah sahabat kami . Suara mobil pacar sahabat ku yang datang untuk menjemput kami sudah membunyikan klakson nya . layaknya semut-semut kecil kami bergerak cepat menuju sumber suara . selesai azan isya , kami baru sampai ditempat tujuan . TELAT ? sudah biasa , apalagi flashback menuju acara memakai pasmina bersama . bahkan salah satunya aku , aku yang bahkan berimagekan serungel atau malah awut-awutan . tapi malam itu ku kenakan pasmina bewarna putih warna warni dengan setelan baju muslim bewarna merah dan celana jeans . Surat yasin yang senantiasa ku gengam pasti bisa mennggambarkan tujuan kami kemana .

Sesampainya disana sudah pastinya kami ketingggalan kereta . mereka malah hampir menyelesaikan membaca yasin di ayat 51 . bukan mengulang nya kami malah menyambung ayat itu walaupun tertinggal jauh . tradisi makan bersama itu sudah biasa . maka kami habiskan mie rebus yang sudah disediakan itu . ahh lahap sekali .  setelah selesai makan , kami meutuskan untuk pulang . Rintik-rintik hujan kala itu sudah membasahi tanah . bisa ku rasakan bau tanah basah dan air hujan yang sedikitnya berhenti di tubuhku .

20:30 tujuan kami setelah itu adalah menuju rumah yah sebut saja Mr.A , sudah seminggu aku menitipkan sebuah titipan manis berhiaskan kertas kado bewarna abu-abu untuk tuan yang paling ku sayang . didalam titipan itu sengaja ku masukkan secarik kertas berisikan perasaan yang selalu ku sembunyikan kurang lebih satu tahun ini . TAPI APA ? aku malah mendapat kabar kalau titipan itu sudah dibuka dan berceceran isinya ntah kemana . kala itu aku tidak bisa berbuat apa-apa , ini saja sudah membuat hatiku patah . aku sudah lama memendam perih menahan luka . bahkan aku saja tidak tahu lagi bentuk hatiku seperti apa . jangan ! jangan tanyakan lagi apa yang ku rasakan ! titipan itu sekecil apa pun harganya , sejelek apa pun bentuknya tapi itu sangat lah berharga buat ku .

kala itu kami gagal untuk menemuinya , nomor handphone nya yang sejak tadi ku hubungi juga tidak memberikan tanda-tanda diangkat dari ujung sana . dia seperti hantu yang menhilang tanpa meninggalkan ucapan selamat tinggal . Mobil yang kami kendaraan itu berhenti didepan sebuah kuburan yang diseberangnya ada sebuah gang . aku bahkan tidak berani turun dan bertemu dengan tuan tampan itu .

Kakiku yang engga bergerak itu pun ku paksakan untuk berjalan menuju satu rumah diujung gang sana . rumah sederhana yang didalam nya berisikan sosok lelaki yang paling ku cintai . tapi seolah memang sudah ditakdirkan , hujan yang hampir membasahi pasmina menghentikan gerak langkah kaki .diujung sana bisa ku lihat tiga orang teman ku sedang berbincang dengan lelaki tampan . aah lelaki yang selama ini mengisi relung hati walaupun wujud nya menghilang , tidak nyata atau pun tidak ada .

Aku berhenti melangkah kan kaki kearah suara-suara itu , bahkan hujan membiarkan ku kembali memasuki mobil dan duduk diam . tanpa ku sadari airmata ku turun tanpa henti bersama isakan-isakan yang menggambarkan luka . HAHA lagi lagi dan lagi engkau alasan nya , tuan . sangat ku sesali perasaan ini datang dan engga kembali . kembali lagi kala kita belum mengenal satu sama lain , kala satu katapun belum terangkai dalam doa , kala mimpi buruk ku belum dihiasi wajah tampan mu . Tuan , begitu engkau yang ku inginkan . begitu engkau mempengaruhi hidupku dengan tawa yang sudah lenyap ditelan airmata dan duka . aku selalu menyayangimu dimana pun engkau berada , bersama siapa pun engkau bercinta . tapi titipan itu ah tuan , sungguh tega nya kau membuang semua perjuangan ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar